Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Trenggalek

Selamat Datang di Blog Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek

Jumat, 11 Juli 2025

Muskercab Ke-3 PCNU Trenggalek Siap Digelar, GP Ansor Tegaskan Komitmen Hadir dan Bersinergi


Trenggalek — Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek akan menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-3 pada Sabtu, 12 Juli 2025 bertempat di MI Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan strategis ini dirancang untuk memperkuat sinergi, konsolidasi, dan program kerja seluruh elemen NU di wilayah Trenggalek.

Muskercab ke-3 ini mengundang seluruh Pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Trenggalek, Ketua dan Sekretaris Lembaga PCNU Trenggalek, Ketua dan Sekretaris Banom PCNU Trenggalek, serta Pengurus MWC NU se-Trenggalek yang terdiri dari Rais, Katib, Ketua, dan Sekretaris. Tak hanya itu, Ketua Ranting NU se-Trenggalek juga diharapkan hadir untuk bersama-sama merumuskan arah gerak organisasi menuju masa depan yang lebih baik.

Kepada Tim Media BSA Trenggalek (Jum'at, 11 Juli 2025), Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Trenggalek, melalui Ketua-nya Gus Muh. Izuddin Zakki, memastikan kesiapannya untuk hadir langsung bersama beberapa jajaran Pengurus Harian GP Ansor dalam Muskercab tersebut.

"InsyaAllah kami dari PC GP Ansor Trenggalek siap hadir dan berpartisipasi aktif dalam Muskercab ini. Kegiatan ini adalah momentum strategis bagi seluruh elemen NU untuk memperkuat ukhuwah, memperjelas langkah, dan memastikan program-program organisasi berjalan dengan semangat kebersamaan," ujar Gus Zakki.

Lebih lanjut, Gus Zakki menegaskan bahwa Muskercab merupakan wadah penting untuk memperkuat jam’iyyah (organisasi) dan jama’ah (komunitas) di lingkungan Nahdlatul Ulama.

"NU bukan hanya milik satu atau dua golongan, tapi milik seluruh umat yang mencintai Islam rahmatan lil alamin. Melalui Muskercab, kita bisa memastikan bahwa setiap program dan kebijakan mampu menyentuh dan bermanfaat langsung kepada masyarakat. GP Ansor akan selalu berusaha menjadi bagian aktif dalam setiap gerak langkah NU," imbuhnya.

Muskercab ke-3 PCNU Trenggalek ini diharapkan mampu menjadi ajang untuk memperkuat soliditas organisasi di tengah tantangan zaman, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjawab berbagai persoalan umat, baik dalam bidang dakwah, sosial, pendidikan, maupun pemberdayaan ekonomi.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Kamis, 10 Juli 2025

Sahabat Robby Taufika Tekankan Pentingnya Tertib Organisasi dalam Upgrading dan Rapim GP Ansor Watulimo


Watulimo, 9 Juli 2025 — Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo menggelar kegiatan Upgrading Organisasi dan Rapat Pimpinan (Rapim) di MI Gemaharjo 2, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan strategis ini diikuti oleh jajaran Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC), Satkoryon Banser, Bidang Kaderisasi, MDS Rijalul Ansor, Pimpinan Ranting GP Ansor, dan Kasatkorkel Banser se-Kecamatan Watulimo.

Hadir sebagai narasumber, Sahabat Robby Taufika, Sekretaris Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Trenggalek, yang memaparkan materi penting tentang Pedoman Konferensi GP Ansor, Tata Kelola Organisasi, Persuratan, dan Akreditasi Organisasi.

Dalam penyampaiannya, Robby Taufika menegaskan bahwa keteraturan administrasi dan tata kelola organisasi yang baik menjadi kunci keberhasilan organisasi di tengah dinamika zaman.

“Organisasi besar itu bukan hanya soal banyaknya anggota, tetapi tentang sejauh mana kita mampu menata administrasi, mematuhi pedoman konferensi, dan menjalankan akreditasi organisasi secara tertib dan profesional,” ujar Robby di hadapan peserta.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pedoman konferensi harus dijadikan pegangan dalam setiap proses pemilihan dan pergantian kepemimpinan di tubuh GP Ansor. Hal ini penting agar organisasi berjalan sesuai aturan main yang telah disepakati bersama.

“Konferensi bukan sekadar agenda formal, melainkan momentum kaderisasi, konsolidasi, dan regenerasi. Semua harus dijalankan dengan prinsip demokratis, akuntabel, dan sesuai dengan AD/ART GP Ansor,” imbuhnya.

Dalam sesi tentang Tata Kelola Organisasi dan Persuratan, Robby Taufika mengingatkan pentingnya menjaga marwah organisasi melalui administrasi yang rapi, surat-menyurat yang resmi, serta pelaporan kegiatan yang terdokumentasi dengan baik.

“Kelemahan di bidang administrasi akan berpengaruh besar pada citra dan kredibilitas organisasi. Oleh karena itu, setiap pengurus harus mampu memahami standar persuratan, pembuatan proposal, dan pelaporan kegiatan sebagai bagian tak terpisahkan dari manajemen organisasi,” jelasnya.

Pada bagian akhir, Robby juga menekankan pentingnya Akreditasi Organisasi sebagai tolok ukur keberlanjutan organisasi. Menurutnya, akreditasi bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk pengakuan terhadap kinerja dan kelayakan organisasi di tingkat pusat.

“PAC, Ranting, maupun Satkoryon yang tidak mengurus akreditasi pada waktunya, perlahan akan kehilangan legalitas dalam struktur organisasi. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tandasnya.

Kegiatan Upgrading dan Rapim ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta yang sebagian besar adalah pengurus inti di tingkat kecamatan dan desa. Acara ini diharapkan mampu memperkuat soliditas dan memperbaiki manajemen organisasi GP Ansor Watulimo agar semakin responsif terhadap tantangan zaman.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen kuat terhadap organisasi, para peserta menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan ilmu dan arahan yang telah diberikan demi kemajuan GP Ansor dan Nahdlatul Ulama ke depan.



Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Antara Idealisme dan Kesempatan: Mungkinkah Kita Hanya Belum Kebagian


Kerap kali kita mendengar ungkapan atau bahkan meyakini diri sendiri sebagai sosok idealis - orang yang teguh memegang prinsip, cita-cita, dan nilai-nilai luhur yang diyakini benar. Idealisme sering dipersepsikan sebagai benteng terakhir yang membedakan mereka yang ‘berjuang demi nilai’ dengan mereka yang ‘terjerumus dalam pragmatisme’. Namun, pertanyaannya: benarkah kita sungguh-sungguh idealis? Ataukah jangan-jangan kita hanya belum kebagian saja?

Frasa “belum kebagian” di sini merujuk pada kesempatan, kekuasaan, atau bahkan godaan yang memungkinkan seseorang memperdagangkan idealismenya. Banyak contoh di sekitar kita, ketika seseorang yang dulu lantang bersuara tentang keadilan, integritas, dan kebenaran—begitu mendapat posisi atau keuntungan tertentu—perlahan mulai berubah sikap. Seolah-olah idealisme hanya hadir ketika kita tidak memiliki apa-apa untuk dipertahankan.

Inilah jebakan psikologis yang sering tidak disadari: idealisme tanpa ujian nyata hanyalah teori kosong. Orang cenderung merasa “bersih” ketika tidak berada dalam posisi yang memungkinkannya untuk “kotor”. Bahkan dalam studi psikologi sosial, terdapat teori “power corrupts” yang menunjukkan bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan untuk mengikis moralitas.

Apakah artinya semua orang bisa tergelincir? Tidak sepenuhnya demikian. Ada individu yang memang mampu menjaga idealisme di tengah badai godaan, tetapi mereka adalah pengecualian yang perlu diperjuangkan, bukan sekadar diasumsikan. Maka, sebelum mengklaim diri sebagai idealis, mungkin lebih bijak jika kita jujur dan bertanya dalam hati: Apakah saya masih akan setia pada nilai-nilai saya jika kesempatan, kekuasaan, dan keuntungan datang menghampiri?

Dengan refleksi ini, kita diingatkan bahwa menjadi idealis bukan hanya soal apa yang kita katakan, tetapi lebih penting lagi adalah apa yang tetap kita lakukan ketika kesempatan kompromi itu datang.


Referensi:

  1. Robert Greene, The 48 Laws of Power, 1998.

  2. George Orwell, Animal Farm, 1945.

  3. Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (1991). Social Cognition. McGraw-Hill.

  4. Max Weber, Politics as a Vocation, 1919.



Kontributor : Murdiyanto (Wakil Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Rabu, 09 Juli 2025

Sinergi Antar Bidang dan Administrasi Tertib Jadi Fokus Upgrading Organisasi GP Ansor Watulimo


Watulimo, 9 Juli 2025 — Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Watulimo menggelar Rapat Pimpinan dan Upgrading Organisasi yang berlangsung di MI Plus Gemaharjo 2, Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi organisasi, meningkatkan kapasitas kaderisasi, serta mempersiapkan administrasi dan akreditasi organisasi secara lebih profesional.

Kegiatan diikuti oleh jajaran Pengurus Harian PAC, Kepala Satkoryon Banser, Ketua MDS Rijalul Ansor, Pimpinan Ranting GP. Ansor, Para Kasatkorkel Banser, Satsus Denwanser serta Kasetma Banser se-Kecamatan Watulimo.


Acara dibuka secara resmi oleh Gus Muh. Izuddin Zakki, Ketua PC GP Ansor Trenggalek, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran GP Ansor sebagai pilar keumatan dan kebangsaan di tengah-tengah masyarakat.

“GP Ansor bukan hanya penjaga tradisi dan amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi juga harus tampil sebagai motor perubahan sosial di masyarakat. Kader Ansor harus cakap, rapi dalam organisasi, dan kuat dalam perjuangan,” tegas Gus Zakki.

Beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga semangat khidmah di tengah era digital yang serba cepat dan menuntut adaptasi.

“Di era digital ini, kita harus mampu bertransformasi. Tapi perubahan itu harus tetap berpijak pada nilai-nilai luhur Nahdlatul Ulama. Ansor harus hadir dengan adab, akhlak, dan keteladanan,” pesan Gus Zakki.


Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor Watulimo, sahabat Murdiyanto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa upgrading organisasi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat konsolidasi internal dan menyiapkan diri menghadapi berbagai tantangan ke depan.

“Kita harus terus membenahi diri. Baik dari sisi kaderisasi, administrasi, maupun akreditasi. Semua bidang harus berjalan sinergis agar Ansor Watulimo semakin solid dan bermanfaat bagi umat dan masyarakat,” ungkap Murdiyanto.

Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya hadir secara fisik dalam organisasi, tetapi juga hadir dengan komitmen dan loyalitas yang kuat.

“Yang kita butuhkan bukan hanya jumlah kader yang banyak, tetapi kader yang loyal, mau bergerak, dan siap berjuang demi kemaslahatan umat dan kejayaan Ansor,” tambahnya.


Sinergi Antar Bidang dan Pentingnya Akreditasi

Materi pertama disampaikan oleh sahabat Muh. Kharis Alwi, Instruktur PC GP Ansor Trenggalek Bidang Kaderisasi, yang menyoroti pentingnya sinergi antar bidang organisasi seperti kaderisasi, MDS Rijalul Ansor, dan Banser.

“Tidak ada bidang yang lebih unggul dari yang lain. Semua harus seiring sejalan untuk mewujudkan Ansor yang kuat. Tanpa sinergi, organisasi akan jalan di tempat,” ujar Kharis Alwi.

Ia juga menegaskan bahwa akreditasi organisasi merupakan bagian penting untuk mengukur sejauh mana kinerja dan tertib administrasi telah dijalankan.

“Akreditasi bukan formalitas. Ini adalah bukti keseriusan kita dalam membangun organisasi yang profesional dan bertanggung jawab,” jelasnya.


Pedoman Konferensi dan Tata Kelola Administrasi

Sesi berikutnya diisi oleh sahabat Robby Taufika, Sekretaris PC GP Ansor Trenggalek, yang memaparkan materi tentang Pedoman Konferensi, Tata Kelola Organisasi, dan Administrasi Persuratan.

Ia menekankan pentingnya pelaksanaan konferensi organisasi yang sesuai pedoman agar sah dan berdaya guna dalam menyusun arah perjuangan.

“Konferensi bukan sekadar pemilihan ketua. Itu adalah forum musyawarah tertinggi yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan tertib sesuai pedoman organisasi,” ujarnya.

Robby juga mendorong kader untuk mulai membiasakan diri dengan administrasi yang rapi dan dokumentasi yang baik agar organisasi lebih terukur dan akuntabel.

“Surat-surat, laporan, dan administrasi bukan beban, tetapi justru bukti profesionalitas organisasi. Ansor harus punya budaya dokumentasi yang kuat,” tandasnya.


Penutup

Kegiatan Rapat Pimpinan dan Upgrading Organisasi ini diakhiri dengan diskusi dan komitmen bersama untuk terus memperkuat sinergi lintas bidang, memperbaiki tata kelola organisasi, serta mempersiapkan diri menuju akreditasi yang lebih baik. Semangat khidmah, loyalitas, dan dedikasi tetap menjadi roh utama perjuangan GP Ansor Watulimo demi kemajuan umat, bangsa, dan Nahdlatul Ulama.




Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Ansor Trenggalek Dukung Inisiatif Kemenag Perjuangkan Kesejahteraan Guru Madrasah


Trenggalek — Perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan para guru Madrasah yang hingga kini belum tersentuh sertifikasi mendapat angin segar dari Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek. Hal ini terungkap dalam pertemuan santai yang diinisiasi langsung oleh Kepala Kemenag Trenggalek, Dr. Drs. Muhammad Nur Ibadi, M.M., yang mengajak Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Trenggalek (Gus Zakki) untuk berdiskusi dan bertukar gagasan, Rabu, 9 Juli 2025.

Bertempat di sebuah warung sederhana dekat Kantor Kemenag, K.H. Muh. Izuddin Zakki (Gus Zakki), didampingi K.H. Saiful Islami (Gus Ipung), Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Kelutan, diajak berdiskusi langsung oleh beliau terkait rencana program pemberian perhatian khusus bagi para guru Madrasah yang hingga saat ini belum mendapatkan kesejahteraan memadai.

Sebagai Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus Zakki menyambut baik langkah terobosan dan kepedulian dari Kemenag ini. Gus Zakki memandang bahwa guru Madrasah, guru ngaji, dan para ustadz-ustadzah adalah ujung tombak pendidikan karakter dan akhlak umat. Namun, nasib mereka kerap luput dari perhatian serius, terutama dari sisi kesejahteraan.

“Kami di Ansor memandang guru Madrasah dan Pondok Pesantren sebagai garda terdepan dalam membangun akhlak generasi muda. Kesejahteraan mereka adalah tanggung jawab bersama. Kami siap bersinergi, mendukung, dan mengawal program ini agar tidak hanya menjadi sekadar wacana,” ujar Gus Zakki dalam pertemuan tersebut.

Dalam diskusi tersebut, Kepala Kemenag Trenggalek menyampaikan bahwa pihaknya sedang berikhtiar agar para guru Madrasah yang non-sertifikasi bisa memperoleh bantuan dan dukungan, salah satunya melalui jalur BAZNAS atau program sosial keagamaan lainnya.

Gus Ipung juga sependapat bahwa penting bagi semua pihak untuk memperjuangkan para guru yang selama ini berdedikasi penuh, namun belum mendapatkan penghargaan yang setimpal.

“Kami siap mendorong agar keadilan kesejahteraan bagi para guru ini benar-benar terwujud,” tutur Gus Ipung.

Bagi kami di GP. Ansor Trenggalek, inisiatif seperti ini adalah langkah strategis yang harus kita jaga bersama. Sinergi antara pemerintah, ormas Islam, pesantren, dan masyarakat akan menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat, khususnya para pejuang pendidikan di Madrasah dan Pesantren.

Kami berkomitmen untuk terus mendukung dan menjadi bagian dari upaya ini, karena kami yakin: ketika guru dihargai, maka peradaban akan terjaga.



Kontributor : Gus Zakki - Ketua PC GP. Ansor Trenggalek
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
.
Share:

Senin, 07 Juli 2025

Pentingnya Kaderisasi dalam Menjaga Keberlanjutan Organisasi GP. Ansor


Gerakan Pemuda Ansor (GP. Ansor) sebagai organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama memiliki peran strategis dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan zaman yang sangat dinamis, kaderisasi menjadi salah satu kunci utama agar organisasi ini tetap eksis, kuat, dan relevan sepanjang masa.

Kaderisasi bukan sekadar proses formalitas, melainkan ruh yang menghidupkan organisasi. Melalui kaderisasi yang terencana dan berkesinambungan, GP. Ansor mampu mencetak kader-kader militan yang siap menghadapi berbagai tantangan, baik dalam konteks keagamaan, sosial, maupun kebangsaan. Kaderisasi juga menjadi wadah untuk menanamkan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah agar tidak tercerabut oleh ideologi-ideologi radikal atau liberal yang merusak sendi-sendi persatuan bangsa.

Di era digital seperti saat ini, GP. Ansor dihadapkan pada tantangan besar: generasi muda yang cenderung individualis, terpapar hoaks, serta minim literasi ideologi kebangsaan. Oleh karena itu, kaderisasi harus dikemas secara kreatif, inovatif, dan adaptif dengan tetap mengedepankan nilai-nilai luhur yang menjadi warisan para pendiri NU.

Kaderisasi juga merupakan investasi jangka panjang bagi organisasi. Tanpa proses kaderisasi yang baik, organisasi akan mengalami stagnasi bahkan kemunduran. Kader yang terdidik dan terlatih adalah motor penggerak yang mampu menjaga marwah dan memperjuangkan visi-misi GP. Ansor dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, setiap pimpinan di semua tingkatan, mulai dari Ranting, Pimpinan Anak Cabang (PAC), hingga Pimpinan Cabang (PC), harus menaruh perhatian serius terhadap kaderisasi. Kaderisasi harus menjadi prioritas program, bukan sekadar pelengkap agenda. Dengan kaderisasi yang kuat, GP. Ansor akan terus menjadi garda terdepan penjaga NKRI dan pelopor moderasi beragama di tengah masyarakat.

Referensi:

  1. Hasyim, M. (2015). GP Ansor: Sejarah, Peran, dan Tantangannya. Jakarta: LKiS.

  2. NU Online. (2021). GP Ansor: Merawat Kebangsaan dan Keislaman di Era Digital. Diakses dari www.nu.or.id

  3. Abdul Mun’im DZ. (2019). Islam Nusantara dan Revitalisasi Gerakan Pemuda. Surabaya: Pustaka Pesantren.



Kontributor : Murdiyanto (Wakil Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)
Editor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:

Minggu, 06 Juli 2025

Peran Strategis Media Online dalam Memperkuat Dakwah di Organisasi GP Ansor

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah dakwah Islam. Organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menyampaikan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah kepada masyarakat. Di era digital ini, media online menjadi sarana strategis yang tidak bisa diabaikan dalam menjalankan misi dakwah tersebut.

Manfaat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Menjangkau Audiens Lebih Luas dan Beragam
    Media online memungkinkan dakwah menjangkau berbagai lapisan masyarakat, bahkan hingga ke mancanegara. Melalui media sosial, website, podcast, hingga video dakwah, pesan-pesan kebaikan dapat diterima oleh generasi muda yang kini lebih akrab dengan dunia digital.

  2. Efisiensi dan Kecepatan Penyampaian Informasi
    Informasi dakwah dapat disampaikan secara real-time tanpa batasan waktu dan tempat. Agenda kegiatan GP Ansor, nilai-nilai kebangsaan, toleransi, serta ajaran moderat Islam dapat dengan cepat diketahui publik.

  3. Penguatan Citra Positif Organisasi
    Media online menjadi wadah efektif untuk menunjukkan eksistensi dan kontribusi GP Ansor dalam bidang keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Hal ini dapat mengurangi potensi penyebaran informasi yang menyesatkan atau hoaks tentang organisasi.

  4. Pemberdayaan Ekonomi dan Kaderisasi Digital
    Selain berdakwah, media online dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi umat dan kaderisasi berbasis digital. Pelatihan, webinar, dan forum diskusi daring memperkuat kapasitas intelektual dan spiritual kader.

Madharat Media Online untuk Dakwah GP Ansor

  1. Potensi Penyebaran Hoaks dan Fitnah
    Media online bersifat terbuka, sehingga berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang GP Ansor atau menyebarkan berita palsu yang merusak citra organisasi.

  2. Perdebatan yang Tidak Produktif
    Media sosial kerap menjadi arena debat kusir yang justru menjauhkan dakwah dari esensinya. Diskusi yang seharusnya mendidik bisa berubah menjadi ajang saling serang dan menciptakan permusuhan.

  3. Kecanduan Media dan Lalai dari Dakwah Langsung
    Ketergantungan pada media online dapat membuat sebagian kader terlena, sehingga mengabaikan pentingnya dakwah bil hal (dakwah dengan perbuatan) dan dakwah langsung di tengah masyarakat.

  4. Penyebaran Paham Radikal atau Ekstremis
    Jika tidak diimbangi dengan penguatan literasi digital, media online justru dapat menjadi celah masuknya paham radikal yang bertentangan dengan prinsip moderasi Islam yang dianut GP Ansor.

Penutup

Media online adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan peluang besar bagi GP Ansor untuk menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin secara efektif dan efisien. Di sisi lain, ia juga membawa potensi madharat jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan digital, etika komunikasi, serta penguatan literasi agama agar manfaatnya bisa dimaksimalkan dan madharatnya bisa diminimalisir.

GP Ansor harus mampu menjadi pionir dakwah digital yang cerdas, santun, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat.


Oleh : Gus Izuddin Zakki (Ketua PC GP. Ansor Trenggalek)

Share:

Ansor Trenggalek Gelar Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi di Gedung Bhawarasa


Trenggalek, 5 Juli 2025Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrading Kaderisasi dan Organisasi di Gedung Bhawarasa Trenggalek pada Sabtu, 5 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran Pengurus Harian PC GP. Ansor Trenggalek beserta delegasi dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP. Ansor se-Kabupaten Trenggalek yang terdiri dari Ketua PAC, Wakil Ketua bidang Kaderisasi, Ketua MDS Rijalul Ansor, Kasatkoryon Banser, dan Sekretaris PAC.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP. Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, M.H., didampingi oleh Sekretaris PW, Dr. Muh. Sukur, M.Pd., bersama jajaran Bidang Organisasi, Bidang Kaderisasi, dan Bidang Akreditasi PW GP. Ansor Jawa Timur.

Dalam sambutannya, H. Musaffa Safril menegaskan pentingnya peran pimpinan dalam menjaga eksistensi dan citra organisasi. Ia menyampaikan bahwa:

“Branding dan humas organisasi itu sesungguhnya terletak di pundak para pimpinannya. Jika pimpinannya bergerak, bersuara, dan menunjukkan manfaat di tengah masyarakat, maka organisasi akan terlihat besar dan dipercaya.”

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas administrasi, kaderisasi, dan manajemen organisasi di tingkat cabang, PAC hingga ranting, sehingga gerak langkah GP. Ansor di Trenggalek semakin terstruktur dan terarah.


Sementara itu, Ketua PC GP. Ansor Trenggalek, Gus H. Muh. Izuddin Zakki dalam laporannya mengungkapkan bahwa pendataan anggota melalui aplikasi Sistem Administrasi Ansor Apps (SIApps) masih belum berjalan maksimal di sebagian PAC dan ranting. Ia mengajak seluruh kader untuk serius memperbaiki pendataan guna memperkuat basis organisasi:

“Data adalah ruh organisasi. Melalui SIApps, kita bisa mengetahui kekuatan riil kader Ansor dan Banser di Trenggalek. Sayangnya, hingga saat ini, masih banyak PAC dan ranting yang belum maksimal dalam mengisi data. Ini menjadi PR bersama agar ke depan lebih baik.”

Selain itu, Gus Zakki juga menyampaikan hasil akreditasi PAC dan ranting se-Kabupaten Trenggalek yang menunjukkan masih banyaknya catatan yang harus diperbaiki, terutama terkait pelaksanaan administrasi, kaderisasi, serta keaktifan organisasi di tingkat akar rumput.


Acara ini berlangsung khidmat dan penuh semangat, diwarnai dengan diskusi-diskusi hangat seputar penguatan organisasi, kaderisasi, serta optimalisasi peran GP. Ansor dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengurus di setiap level semakin memahami pentingnya administrasi, kaderisasi, dan sinergi organisasi agar Gerakan Pemuda Ansor di Trenggalek tetap eksis, solid, dan memberikan manfaat nyata bagi umat dan bangsa.



Oleh : Tim BSA Trenggalek
Share:

Minggu, 25 Mei 2025

Pentingnya Memahami Peraturan Organisasi, Sahabat Robby Taufika Tekankan Loyalitas Kader Ansor


Watulimo, 24 Mei 2025Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Watulimo berlangsung khidmat dan penuh semangat di MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Salah satu sesi penting dalam PKD ini adalah penyampaian materi Pengenalan Peraturan Organisasi GP. Ansor yang disampaikan oleh Sahabat Robby Taufika, Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) GP. Ansor Trenggalek.

Dalam materinya, Sahabat Robby menegaskan bahwa setiap kader Ansor harus memahami dan mengamalkan Peraturan Organisasi (PO) sebagai pedoman dalam menjalankan roda organisasi. Ia menyampaikan bahwa PO bukan sekadar dokumen administratif, melainkan jiwa dan napas perjuangan Ansor dalam menjaga tradisi, nasionalisme, dan keutuhan organisasi.

“Setiap kader harus tahu dan paham Peraturan Organisasi. Dengan PO, kita punya arah yang jelas, tahu hak dan kewajiban, dan yang terpenting, kita bisa tetap satu barisan dalam menjaga kehormatan Ansor, Nahdlatul Ulama, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya di hadapan para peserta PKD.

Sahabat Robby juga menekankan bahwa pelanggaran terhadap PO berpotensi merusak tatanan organisasi dan bisa menurunkan marwah GP. Ansor di mata masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kader untuk tetap setia, solid, dan berpegang teguh pada aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

“Kesetiaan kita kepada Ansor bukan hanya pada simbol, tetapi juga pada aturan yang mengikat kita semua. Mari kita jaga nama baik organisasi dengan disiplin dan loyalitas,” pungkasnya.

Pelatihan Kepemimpinan Dasar PAC GP. Ansor Watulimo ini diikuti oleh puluhan kader muda yang siap menjadi garda terdepan dalam mengawal Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan menjaga keutuhan NKRI.



Kontributor : Tim Media BSA Trenggalek
Share:
Mengabdi Tanpa Batas, Berjuang Tanpa Lelah - Jiwa Ansor Menjaga Marwah Nahdlatul Ulama


Pengabdian adalah jalan panjang tanpa pamrih, di mana langkah kaki bukan semata-mata demi pujian, melainkan demi tegaknya nilai kebaikan dan terjaganya warisan perjuangan.


Di Gerakan Pemuda Ansor, setiap Keringat adalah Saksi, setiap Lelah adalah Amal, dan setiap Ikhtiar adalah Bukti Cinta kepada Agama, Bangsa, dan Tanah Air.


Jangan hitung apa yang telah diberikan, tapi hitunglah berapa banyak yang masih bisa diperjuangkan. Karena di medan dakwah dan pengabdian, hanya mereka yang berhati ikhlas dan berjiwa baja yang mampu bertahan.

Teruslah menyalakan Obor Semangat, sebab Ansor bukan hanya Nama, tapi Jiwa yang menanamkan Nilai 'Hubbul Wathan Minal Iman' dalam setiap Denyut Kehidupan

Terjemahkan

Sekolah Administrasi

Trenggalek, 5 Juli 2025 — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP. Ansor) Trenggalek menggelar kegiatan Sekolah Administrasi dan Upgrad...

Arsip Blog

Pengunjung

Sahabat Kita